Kita kuatir kalau kita tidak kreatif

Saya sering mendengar orang mengeluh karena dianggap tidak kreatif, tidak proaktif, dan tidak mampu menyelesaikan masalah secara baik.
Mengapa ukurannya adalah kreatif ?, bukan hanya pada keberhasilan menyesaikan masalah ?
Ya, akhirnya kita sadar bahwa tuntutan dan penekanan pada proses penyelesaikan masalah juga merupakan bagian yg penting.

Memulai sesuatu dari diri sendiri

Begitu banyak kesempatan datang kepada kita dan begitu banyak pula kesempatan hilang meninggalkan kita.
Begitu banyak teori dan konsep yang kita dapatkan, dengarkan, dibaca, dan disampaikan orang lain kepada kita, namun begitu banyak pula kita tidak memahaminya untuk melakukan sesuatu yang berguna.
Kita memang harus melakukan dan sering kita bertanya dari mana kita akan mulai .....
Jawabnya adalah mulailah dari diri kita sendiri.
Lihatlah tumbuhan dan hewan yang ada disekitar kita, mereka tidak pernah belajar di sekolah, ikut seminar, ikut workshop, dll. Namun mereka berbuat apa yg mereka yakini baik bagi mereka.
Kita adalah manusia ciptaan Tuhan yang jauh lebih sempurna dari semua ciptaan Tuhan yang lain, karena itu mulailah melakukan sesuatu yg berguna dari diri kita dan dapatkanlah kurnia Tuhan agar sesuatu yg baik kita lakukan akan baik pula baik orang lain dan sesama kita.

Kreatifitas tidak mungkin tumbuh karena dipaksa dan dikondisikan, namun kretifitas akan subur dan berkembang di orang-orang yang mau berpikir sederhana dan bertindak dengan hati nurani yang jernih untuk memulai sesuatu yang baru dan baik bagiNya.

Memahami kita sebagai pusat kreatifitas

Membicarakan kemampuan orang lain memang sering kita lakukan dan sering kita dengarkan juga apa yg jadi keunggulan orang lain.
Namun , mengapa kita tidak melihat kemampuan diri kita sendiri ?
Lihatlah bahwa kitapun bisa menjadi pusat kreatifitas dan akan mempengaruhi orang lain dan lingkungan untuk ikut berkreasi menghasilkan sesuatu

sadarkah kita .......

Mengapa menjual kreatifitas bangsa kita

Saya beruntung mendapat kesempatan untuk melihat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) di Taiwan dan Jepang pada thn 2007 ini
Di samping masalah kemajuan ICT yg luar biasa di negara itu, ada yg juga sangat menarik yg saya dapatkan.
Orang Jepang dan Taiwan sangat sulit jika diajak bicara di luar bahasa ibu-nya. Walaupun dicoba pakai bhs inggris ternyata mereka tidak mau atau tidak banyak yg bisa berbahasa inggris.
Mereka sangat heran melihat saya bisa bahasa inggris (walaupun juga nggak lancar), yg diherankan bukan sesuatu yg positif tapi mereka mengatkan bahwa mengapa kita mau bersusah payah untuk berbahasa inggris yg bukan bahasa nasional dan bahasa ibu kita.
Mereka heran mengapa kita mau berpikir seperti orang eropa dan amerika, padahal kita punya budaya dan keagungan yg tinggi
dan ..... mereka semakin heran melihat kita sering hrs belajar dan mencontoh kreatifitas ala barat dan amerika.
Kreatifitas hrslah dimiliki dan ditumbuhkan dari budaya dan nilai nilai luhur negara kita sendiri. Orang Jepang sangat pede jika pakai bhs jepang dan mereka merasa tidak perlu susah payah belajar bahasa yg bukan bhs nasionalnya.
Mereka (orang Jepang dan taiwan) memang sangat bangga akan kebesaran bangsa dan negaranya. Mereka justru makin kreatif ketika tidak hrs memaksakan diri berbicara yg bukan bahasa nasional dan keseharian mereka

Jadi ..... mengapa kita hrs gadaikan kreatifitas bangsa ini dengan perilaku yg sangat mengagungkan nilai2 Barat dan Amerika

harjanto
sangat mencintai bangsa dan negara Indonesia

Memahami perubahan

Memahami perubahan adalah bagian terpenting dari kita dan organisasi kita dalam melakukan apa yg dinamakan dng CHANGE MANAGEMENT

Dari era informasi menuju era creative

Perjalanan singkat perkembangan dan implementasi ICT ternyata akan segera berakhir, ICT telah mengantar kita pada era creative, bukan lagi era informasi.
Era creative lahir dengan dorongan ICT yang telah membuat perubahan dalam budaya manusia.

Teknologi Informasi dan Kreatifitas

Banyak sekali produk-produk kreatifitas yang bisa ditunjang, difasilitasi, dan ditingkatkan dengan menggunakan teknologi informasi.
ICT yang merupakan gabungan dari 3 komponen utama (3C) = computer - content - communication mempunyai banyak pengaruh dalam industri kreatif dan ekonomi kreatif.
Produk-produk design grafis, animasi, design produk, dan kelompok design lainnnya sangatlah maju. Dunia marketing communication juga berkembang jauh lebih cepat dengan adanya ICT yang makin mudah dan relatif murah untuk menjadi alat produksi.

Kreatifitas dan kedewasaan bathin

Sangat disadari pada akhirnya orang akan mencari ketenangan bathin melalui berbagai cara, ada yang menggunakan ajaran agama, ada yang melalui aliran kepercayaan, ataupun dengan cara-cara lain.
Ketenangan bathin sering diasosiasikan dengan ketenangan yang berhubungan dengan keilahian, kepada sang pencipta, dan kepada Tuhan.
Namun, apakah ketenangan bathin merupakan wujud nyata adanya kedewasaan bathin seseorang ?, tidak ada yang tahu dan berani mengatakannya. Namun .... alangkah baiknya jika ketenangan bathin didapatkan atas kedewasaan bathin dan keduanya saling mengisi.
Kedewasaan bathin merupakan hasil dari perjalanan hidup, bukan ditumbuhkan atas dasar pendidikan maupun pelatihan.
Kedewasaan bathin tidak berasosiasi langsug dengan usia atau umur seseorang, walaupun tidak dapat disangkal bahwa pengalaman bathin yang lengkap (akibat hidup yang sudah lama dan berjalan terus) akan membuat bathin semakin mampu menerima, memilah, dan mengelola permasalahan yang ada dalam hidupnya.

Kreatifitas yang tumbuh dan ditumbuhkan akan membawa suasana bathin yang baru, yang mampu melihat persoalan dari sisi dan sudut yang sering kali berbeda dengan yang dilakukan orang secara umum. Kreatifitas akan mendorong untuk melihat dari banyak sisi dan sering cenderung berlawanan dengan kondisi umum yang berlaku.

Kreatifitas akhirnya mendorong sesorang untuk menempatkan dirinya sebagai agen perubahan, agen problem solving, dan agen pengembangan hidup yang lebih baik, pada saat itulah kedewasaan bathin tumbuh dengan subur yang membawa kebahagiaan bagi sesamanya

Membangun kemuliaan dalam pendidikan yg kreatif

Pendidikan tinggi di indonesia lebih banyak ditandai dengan issue soal jumlah PT, soal RUU BHP, dan soal2 rutin lainnya.
Tidak banyak informasi karya2 PT yang bisa dibanggakan oleh mayarakat indonesia.
Menyedihkan memang, namun barangkali itulah cerminan PT di negara kita yang masih berkembang.
Pendidikan tinggi lebih banyak menariknya jika disoroti dari konsep bisnisnya, tidak banyak yg mau diskusi mengenai pengembangan hakiki dari sebuah perguruan tinggi.
Ukuran-ukuran keberhasilan PT lebih banyak dibawa pada ukuran memenuhi kebutuhan pasar, bahkan istilah satisfaction, marketing strategic sudah bukan hal yg tabu lagi dibicarakan.
Cepat lulus, cepat dapat kerja, lama waktu tunggu, dsb dsb lebih laku dijual dan jadi andalah PT besar untuk promosikan dirinya dan itulah yg mereka sebut BERKUALITAS.

Tidak terdengar ada PT yg maju dengan jargon-jargon lain yg menunjukkan hakiki sebuah pendidikan tinggi, seperti tingkat emosional lulusan, tingkat kreatifitas lulusan, dan tingkat daya tahan lulusan dalam alam global ini.
Semuanya itu adalah bagian dari ukuran-ukuran kemuliaan seorang idividu

Memang masih perlu waktu untuk memamhami hal itu, sekarang ini yang penting adalah RAISE (relevance,academic athmosphere, internal managamenet, dsb dsb)

RAISE tidak membuat kemuliaan seorang lulusan, tapi seorang lulusan yg mewakili citra bangsa kita ini

Mengatasi banjir dengan kreatif

Banyak wacana yg ada dalam mayarakat ttg mengatasi dan mencegah banjir. Semua pejabat berwenang dan yg kurang berwenang, semua ahli yg terkait sampai yg cuma korban banjir, sudah banyak bicara ttg banjir.
Tapi ........... lihatlah tidak ada upaya kreatif yg tumbuh dari masyarakat untuk mengatasinya secara menyeluruh.
Banjir masih dianggap sebagai luapan air yg seharusnya tidak meluap, lubran air yg seharusnya tidak meluber. Jadi semua program hanya untuk mengatasi hal itu.
Apa yg perlu dilakukan jika kita kreatif?
Air harus dikelola bukan sebagai lawan tapi harus sebagai teman yang disayangi
Air harus diperlakukan sebagai sebuah bagian dari siklus dan ekosistem
Bagaimana upayanya ?, memang perlu kreatifitas

Kreatifitas dan masa depan

Sangatlah disadari bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) sangat cepat dan iplementasinya sudah disemua sisi kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan dunia dan sesamanya.
ICT yang terdiri atas Computer, Content, and Communication (C3) berkembang dengan cepat dan sudahmerupakan teknologi yg mudah dipakai user (user friendly) dan biaya implementasinyapun semakin terjangkau.
Tumbuhnya user yang menggunakan ICT mendorong tumbuhnya kegiatan kreatif, mulai dari yang sederhana (hanya untuk kepentingan individu) sampai yg sudah masuk dalam industri kreatif.
Beberapa contoh adalah tumbuhnya animasi, design grafis, dan komunikasi visual lainnya.

Mengembangkan Pola Pikir Kreatif

Banyak upaya dilakukan untuk membuat kita menjadi orang yang berpengetahuan, berilmu, dan berketrampilan.
Banyak ukuran diterapkan pada kita untuk mengukur semuanya itu
Namun....., ketika kita secara pribadi menghadapi sesuatu masalah, maka semua ukuran itu sering tidak menunjukkan kemampuan kita dalam menyelesaikannya, karena .... kita tidak terlatih untuk berpikir kreatif
Mengembangkan pola pikir kreatif memang tidaklah mudah apalagi di lingkungan yang cenderung birokratif dan menjungjung tinggi keteraturan

Creative Life

Hidup hanya sekali, terima dan penuhilah hidup dengan rahmat Tuhan, dan berkaryalah dalam hidup dengan penuh kreatfitas.
Banyak usaha yang telah kita lakukan, namun berapa banyak usaha yang kita lakukan itu merupakan upaya dan hasil dari pemikiran kreatifitas kita?
Lihatlah banyak masalah di sekitar kita yang diselesaikan tapa pendekatan kreatifitas, hampir semua menyelesaikan masalah dengan rule dan pemikiran yang ada sekarang.
Banjir terjadi berulang kali dan berulang kali pula kita menyelesaikan dengan cara yang sama, benar-benar tidak ada kreatifitas.